Pengertian Jaringan Dewasa
Ciri-Ciri Jaringan Dewasa
Fungsi Jaringan Dewasa
1. Jaringan Pelindung
2. Jaringan Dasar (Parenkim)
3. Jaringan penguat atau sering juga disebut jaringan penyokong adalah salah satu jaringan penyusun tumbuhan yang berfungsi memperkuat atau menyokong tubuh tumbuhan sehingga dapat berdiri tegak. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi 2 yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Pada artikel kali ini kita akan membahas pengertian, macam, ciri, dan fungsi kedua jaringan tersebut. Silakan disimak!
Jaringan Kolenkim
Fungsi jaringan kolenkim adalah sebagai jaringan penguat terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim tersusun dari sel-sel hidup dan bentuknya memanjang serta umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tidak teratur. Penebalan dinding terutama terjadi pada sudut-sudutnya dan terdiri atas bahan selulosa yang tebal. Jaringan kolenkim hanya memiliki dinding primer yang lunak lentur, dan tidak berlignin. Isi selnya dapat mengandung tanin dan kloroplas. Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, bunga, dan buah. Pada akar yang terkena sinar matahari juga dapat dijumpai kolenkim.Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal karena mengandung zat lignin. Jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.Jaringan sklerenkin terdiri atas serabut sklerenkim (serat sklerenkim) dan sklereid (sel batu). Serabut sklerenkim memiliki bentuk yang panjang, ramping, dan terdapat dalam bentuk untaian atau lingkaran. Serabut sklerenkim dapat ditemukan pada serat rami, Agave, dan Hibiscus sabdariffa. Sementara itu, sklereid berukuran lebih pendek dan memiliki bentuk yang tidak beraturan. Adapun sklereid sebetulnya dapat ditemukan pada semua bagian tumbuhan terutama kulit kayu, pembuluh tapis, dan biji. Pada tempurung kelapa hampir seluruhnya terdiri atas sklereid. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya struktur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir atau butiran berpasir pada daging buah jambu biji.
Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai penguat bagian tumbuhan yang sudah dewasa serta sebagai pelindung bagian-bagian atau organ lunak yang ada di dalamnya, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji jarak, dan buah kenari.
4. Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun pembuluh tapis memiliki beberapa tipe sel yang agak berbeda.
Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris: pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi.
Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus – dikenal sebagai sel-sel seludang berkas (bundle sheath) – yang secara fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis yang khas. Pembuluh tapis biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.